Dubai, betapa bagusnya
keadilan itu! Betapa tidak, syariah senantiasa ditetapkan dengan prinsip
keadilan. Demikian pula dengan kehidupan ini: ia pun berjalan sesuai dengan
konsep keadilan pula. Manusia yang paling sengsara adalah dia yang menjalani
kehidupan ini dengan hanya mengikuti hawa nafsu dan menuruti setiap dorongan
emosi serta keinginan hatinya. Pada kondisi yang demikian itu, manusia akan
merasa setiap peristiwa menjadi sedemikian berat dan sangat membebani, seluruh
sudut kehidupan ini menjadi semakin gelap gulita, dan kebencian, kedengkian serta
dendam kesumat pun mudah bergolak di dalam hatinya.
Dan akibatnya, semua
itu membuat seseorang hidup dalam dunia khayalan dan ilusi. Ia akan memandang
setiap hal di dunia ini musuhnya, ia menjadi mudah curiga dan merasa setiap
orang di sekelilingnya sedang berusaha menyingkirkan dirinya, dan ia akan
selalu dibayangi rasa was-was dan kekhawatiran bahwa dunia ini setiap saat akan
merenggut kebabagiannya. Demikianlah, maka orang seperti itu senantiasa hidup
di bawah naungan awan hitam kecemasan, kegelisahan dan kegundahan.
Menyebarkan desas-desus
yang dapat menggelisahkan orang lain sangat dilarang oleh syariat dan termasuk
tindakan murahan. Dan itu, hanya akan dilakukan oleh orang-orang yang miskin
nilai-nilai moral dan jauh dari ajaran-ajaran ketuhanan. Begitulah, maka
{Mereka
mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras itu ditujukan kepada mereka. Mereka
itulah musuh (yang sebenarnya).}
(QS. Al-Munafiqun: 4)
Dudukkanlah hati Anda
pada kursinya, niscaya kebanyakan hal yang dikhawatirkannya tak akan pernah
terjadi. Dan sebelum sesuatu yang Anda cemaskan itu benar-benar terjadi,
perkirakan saja apa yang paling buruk darinya. Kemudian, persiapkan diri Anda
untuk menghadapinya dengan tenang. Dengan begitu, Anda akan dapat menghindari
semua bayangan-bayangan menakutkan yang acapkali sudah mencabik-cabik hati
sebelum benar-benar terjadi.
Wahai orang yang
berakal dan sadar, tempatkan segala sesuatu itu sesuai dengan ukurannya. Jangan
membesar-besarkan peristiwa dan masalah yang ada. Bersikaplah secara adil, seimbang
dan jangan berlebihan. Jangan pula larut dalam bayang-bayang semu dan
fatamorgana yang menipu!
Camkanlah makna
keseimbangan antara kecintaan dan kebencian yang diajarkan dalam hadits
Rasulullah berikut: "Cintailah orang
yang Anda cintai sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja suatu hari nanti dia
menjadi musuhmu. Dan, bencilah musuhmu sesuai dengan kadarnya, sebab bisa saja
suatu hari nanti dia menjadi orang yang Anda cintai."
Renungkan pula firman
Allah berikut,
{Mudah-mudah
Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-or-ang yang kamu musuhi di
antara mereka. Dan, Allah Maha Kuasa lagi Maha Penyayang.}
(QS. Al-Mumtahanah: 7)
Dan ingat, sesungguhnya
kebanyakan kekhawatiran dan desas-desus itu sedikit kebenarannya dan jarang
pula yang benar-benar terjadi.
0 komentar:
Posting Komentar
TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA, KARENA MANUSIA ADALAH TEMPAT SALAH DAN LUPA,,please leave comment,,thanks