Di antara perkara yang
dapat melapangkan dada dan melenyapkan awan kesedihan dan kesusahan adalah
berjalan menjelajah negeri dan membaca "buku penciptaan" yang terbuka
lebar ini untuk menyaksikan bagaimana pena-pena kekuasaan menuliskan
tanda-tanda keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Betapa tidak, karena
Anda akan banyak menyaksikan taman, kebun, sawah dan bukit -bukit hijau yang
indah mempesona.
Keluarlah dari rumah,
lalu perhatikan apa yang ada di sekitar Anda, di depan mata Anda, dan di
belakang Anda! Dakilah gunung-gunung, jamahlah tanah di lembah-lembah,
panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang jernih, dan ciumkan
hidungmu atas bunga mawar! Pada saat-saat yang demikian itu, Anda akan menemukan
jiwa Anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung yang berkicau melafalkan
tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah Anda, tutup kedua mata Anda
dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi Allah yang sangat luas ini
dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.
Mengurung diri dalam
kamar yang sunyi bersama kekosongan yang membahayakan merupakan cara ampuh
untuk bunuh diri. Kamar Anda bukanlah alam semesta. Dan Anda biikan manusia
satu-satunya di alam ini. Karena itu, mengapa Anda harus menyerahkan diri
kepada "pembisik-pembisik" kesusahan dan kesedihan? Tidakkah Anda
sebaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati untuk menyeru kepada diri
Anda sendiri,
{Berangkatlah
kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat.}
(QS. At-Taubah: 41)
Marilah sekali-kali
kita membaca al-Qur'an di tepi-tepi sungai, di pinggiran hutan yang rimbun, di
antara burung-burung yang sedang berkicau membaca untaian puisi cinta, atau di
depan gemericik aliran air sungai yang sedang mengisahkan perjalanannya dari
dari hulu ke hilir.
Menjelajahi
pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bahkan,
para dokter sudah banyak merekomendasikan kepada mereka yang sedang stres
menghadapi suatu persoalan dan tertekan oleh beratnya beban hidup, agar
melepaskan semua itu dengan berjalan ke tempat-tempat indah yang tak pernah ia
kunjungi. Karena itu, marilah sesekali kita berjalan menjelajah pelosok negeri
untuk mencari ketenangan, bergembira, berpikir, dan sekaligus menghayati
ciptaan Allah yang sangat luas ini.
{Dan,
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya
Rabb kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau."}
(QS. Ali 'Imran: 191)
0 komentar:
Posting Komentar
TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA, KARENA MANUSIA ADALAH TEMPAT SALAH DAN LUPA,,please leave comment,,thanks