Subscribe:

Ads 468x60px

Chitika

Rabu, 26 Januari 2011

review film alangkah lucunya (negeri ini)

Sebuah film yang mengkritisi kehidupan di Indonesia cukup asyik untuk ditonton, dalam film tersebut menceritakan seorang pemuda lulusan managemen (bang muluk), setelah lulus dia menganggur dan kesana kemari mencari pekerjaan, tapi tidak ada hasil yang dicapai. Singkat cerita suatu hari dia mendapatkan ide untuk mengajarkan para pencopet yang masih terhitung sebagai anak dan remaja dalam ilmu managemen uang hasil nyopet dikumpulkan agar bisa mengasong dan mencari uang yang halal. Dia mendapatkan izin dari bos pencopet, sudah pasti pertama tidak mendapat kepercayaan tapi lama kelamaan akhirnya mendapat juga dari bos pencopet dan anak buahnya. Semakin lama dia mengajak dua orang teman yang masih pengangguran yang satu sarjana pendidikan (bang samsul) untuk mengajarkan membaca menulis, seperti guru kelas di SD dan pipit yang mengajarkan ilmu agama. Mulanya Bang samsul kerjaannya hanya main gaple dan pipit cuma ikut kuis dan berharap menang. Singkat cerita mereka membohongi orang tua demi sebuah pekerjaan untuk merubah pecopet menjadi lebih baik dengan bayaran yang tidak tinggi dari hasil mencopet.

Hikmah yang saya dapat, bagi kita yang akan menjadi seorang guru selalu berorientasi pada kebaikan dan kesejahteraan rakyat tapi itu cuma khayalan ketika kita masih duduk di bangku kuliah, kita mengkhayalkan apa yang terbaik bagi bangsa ini, tapi kita belum terjun langsung ke masyarakat yang sebenarnya. Dan mungkin masyarakat yang kita tuju setelah kuliah pun mungkin masyarakat yang memiliki kualitas masyarakat sejahtera seperti sekolah – sekolah terkenal (populer) di lingkungan masing – masing dan tidak pernah menyentuh masyarakat prasejahtera yang benar – benar membutuhkan pendidikan. Khayalan bisa kenyataan bila ada usaha. Seperti halnya dalam film LASKAR PELANGI. Saya Cuma bisa berharap kepada teman – teman yang jadi calon guru apalagi guru agama yang misinya membawa kebahagiaan dunia dan akhirat mungkin sebuah tugas yang terlihat simple (dalam berkata) tapi sangat susah dalam realitanya. Dimanapun kita mengajar berikan yang terbaik walaupun dengan gaji yang sedikit. Saya Cuma berpikir ketika semua guru terorientasi pada materi dengan sekolah – sekolah populer APAKAH GURU SEBAGAI PAHLAWAN TANDA JASA AKAN HILANG DIMASA KITA???bahkan dalam buku ISLAM DI MATA PARA JENDERAL mengatakan semakin dunia mencapai modernisasi maka orang islam akan sedikit demi sedikit berorientasi pada materi.
Kedua metode mengajar yang memacu semangat yang perlu diiterapkan sebagaimana berbagai metode yang sering kita gunakan dalam RPP, tapi perbedaannya penggunaan bahasa yang berbeda. Bahasa yang lebih sederhana dan mudah dimengerti.

Ketiga kesempurnaan hidup bukan berasal dari materi yang melimpah tapi bagaimana guna kita bagi masyrakat seperti dalam peribahasa “HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG, GAJAH MATI MENINGGALKAN GADING, DAN MANUSIA MATI MENINGGALKAN NAMA”, kenapa bisa karena nama kita yang akan dikenang oleh masyarakat bukan nama yang berada di batu nisan kita tapi karena peran kita dimasyarakat dan ini bisa jadi AMAL JARIYAH BAGI KITA KELAK DI HARI AKHIR (bagi yang percaya)….he…..MAKE YOUR LIFE FEEL COMFORT…..”sswweederhana tapi banyak makna”,,he…..
Kalau ingin lebih mengerti NONTON AJA FILMNYA,,,he…..tapi ada pertentangan dalam ideologi uang yang dihasilkan tapi itu bukan masalah yang berat semua tergantung kita sendiri dalam menangkap nilainya…

Tapi sayang diakhir cerita masih menggantung kisahnya dengan tertangkapnya bang muluk oleh satpol PP yang menyelamatkan salah satu pencopet yang sudah mengasong….bisa membuat keluar air mata dah,,he….MENCOPET KARENA UANG HARAM DITANGKAP, MENGASONG DEMI UANG HALAL PUN JUGA DITANGKAP,,hmmmm……….

0 komentar:

Posting Komentar

TAK ADA MANUSIA YANG SEMPURNA, KARENA MANUSIA ADALAH TEMPAT SALAH DAN LUPA,,please leave comment,,thanks